Kasus Dugaan Malpraktek di RS. Metta Medika, MAHAPEKA Demo Polres Sibolga
Sibolga, TN – Massa yang menamakan dirinya Masyarakat dan Mahasiswa Peduli Kesehatan (MAHAPEKA) Sibolga-Tapteng menuntut Kapolres Sibolga AKBP Eddy Inganta memberikan kepastian hukum atas laporan dugaan Malpraktek di RS. Metta Medika Sibolga.
Tuntutan ini disuarakan saat Aksi Demo di Mapolres Sibolga hari Jumat (26/09/2025) pukul 15.00 WIB.
“ Kami butuh kepastian Pak, pengaduan ini sudah berlarut larut. Laporan ini sudah dari tanggal 13 Juni 2025, “ ungkap Jerry Zai di orasinya.
Jerry juga menegaskan bahwa aksi ini murni kemanusiaan bukan ada kepentingan politik.
“ Saya suku Nias Pak, bukan Pasaribu. Tidak hubungan keluarga dengan korban maupun orang tua korban. Ini murni kemanusiaan tidak ada kepentingan politik,” lanjut Jerry.
Terkait tuntutan ini , Pihak Polres Sibolga yang diwakili Iptu Pasma Pasaribu, menegaskan proses hukum atas dugaan Malpraktek di RS. Metta Medika masih diproses dan mempersilahkan pihak korban maupun pihak Mahasiswa memantau proses hukumnya.
“ Kasus pengaduan dugaan malpraktek yang menimpa Olivia Pasaribu, juga Boru saya saat ini sedang ditangani Satuan Reskrim. Untuk penanganan lebih lanjut, pintu kami Polres Sibolga selalu terbuka. Sekiranya ada dari orang tua, mahasiswa silahkan datang. Ada penyidik, ada atasan Penyidik atau pun Pengawas Penyidik, silahkan datang, “ kata Iptu Posma Pasaribu.
Saat aksi, MAHAPEKA juga membacakan tuntutan nya diantaranya, mendesak Managemen RS. Metta Medika untuk segera memberikan klarifikasi resmi, permintaan maaf terbuka serta menanggung seluruh biaya perawatan dan pemulihan korban.
Khusus kepada Pemko Sibolga, MAHAPEKA dalam tuntutannya, meminta Walikota Sibolga mencabut izin RS. Metta Medika Sibolga karena dinilai melanggar UU dan UU Rumah Sakit Pasal 46 (KUHP) pasal 360.
Sebagai informasi, Dugaan malapraktik terjadi di Rumah Sakit (RS) Metta Medika Sibolga terhadap seorang pasien anak perempuan berusia lima tahun. Usai menjalani operasi usus berlipat, kondisi pasien justru memburuk, bahkan hingga tak sadarkan diri dan mengalami kejang-kejang.
NA, 36 tahun, warga Kecamatan Sirandorung, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), mengatakan anaknya menjalani operasi pada 15 Juni 2025. Namun, hingga kini kondisi putrinya tak kunjung membaik.
“Sudah hampir sebulan anak saya seperti ini. Tidak bisa bergerak, tubuh tegang, kakinya kejang-kejang terus. Hanya bisa berkedip dan menguap. Kami bawa untuk berobat agar sehat, tapi malah begini,” ujar ibu pasien, Rabu (23/7/2025). (Agus Tanjung)
