Tim SAR evakuasi jasad pemuda yang hanyut di Sungai Batang Toru Tapsel

TN, Tapsel  – Kantor Pencarian dan Pertolongan Medan (Basarnas) bersama Tim SAR gabungan mengevakuasi jasad seorang pemuda yang hanyut di Sungai Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara.

Kepala Kantor Basarnas Medan Hery Marantika mengatakan korban bernama Albert Amandan berusia 19 tahun seorang karyawan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru.

“Korban ditemukan Senin (26/5) dalam keadaan meninggal dunia,” ujar Hery Marantika dalam keterangan resmi yang diterima, di Medan, Senin.

Dia mengatakan korban ditemukan berjarak delapan kilometer dari lokasi awal yang bersangkutan dilaporkan hanyut Sabtu (24/5) atau setelah tiga hari dilakukan pencarian.

Hery menjelaskan peristiwa naas tersebut berdasarkan laporan yang diterima bermula ketika korban terjatuh saat hendak melakukan survei untuk pembangunan jembatan Sungai Batang Toru di Desa Sipenggeng Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan.

Dia mengatakan korban terjatuh ketika yang bersangkutan bersama rekannya menyeberang sungai dengan meniti sebuah tali . Namun naas, korban tiba-tiba terjatuh dan langsung hanyut terseret arus sungai yang dikenal cukup deras.

“Rekan-rekan kerja sempat berusaha melakukan pencarian, namun arus terlalu kuat sehingga korban langsung hilang terseret arus sungai,” kata dia

Atas peristiwa naas tersebut, dia menyebut bahwa pihaknya menerima laporan dari Polsek Batang Toru.

“Informasi kejadian langsung kami terima dari pihak Polsek Batang Toru dan operasi SAR pun segera kami kerahkan,” ujarnya.

Dalam operasi SAR, kata dia, pihaknya bersama Tim SAR gabungan mengerahkan berbagai metode dan peralatan, termasuk perahu rafting, drone pemantau udara, serta pencarian melalui jalur darat di beberapa titik potensial.

Dia menjelaskan pencarian dilakukan dengan sistem sektor sepanjang aliran Sungai Batang Toru hingga radius 5-7 kilometer dari titik terakhir korban terlihat.

“Debit sungai yang tinggi dan arus deras menjadi tantangan tersendiri selama proses pencarian,” ujarnya.

Namun dengan koordinasi yang solid dari semua unsur Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan dan pihak PLTA, korban akhirnya berhasil ditemukan di radius 8 kilometer dari lokasi awal dalam kondisi mengambang di pinggir sungai, pada Senin (26/5) sekitar pukul 10.00 WIB.

Setelah ditemukan, dia menegaskan jasad korban langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk proses identifikasi.

“Dengan ditemukannya korban, operasi SAR resmi dinyatakan ditutup pada hari yang sama,” kata dia.

Hery juga mengimbau seluruh pihak terutama yang bekerja di wilayah sungai dan area berisiko tinggi agar senantiasa mengutamakan keselamatan kerja dan melengkapi diri dengan alat pelindung diri yang sesuai.

“Musibah ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk lebih waspada dan mengedepankan aspek keselamatan, terutama di lingkungan kerja yang rawan seperti proyek PLTA yang dekat dengan sungai berarus deras,” ujarnya. (REL)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*